Tak Lagi ke China, “Zaman Now” Tuntut Ilmu Sampai ke Negeri Belanda!
Desa Kinderdijk, desa kincir angin di Belanda.
KOMPAS.com – Secara harfiah, menuntut ilmu kini tak sebatas ke Negeri China yang notabene masih berada dalam zona benua Asia, tetapi semakin meluas hingga ke benua Eropa, misalnya saja Belanda.
Negara yang berada di wilayah barat laut benua Eropa ini memang menjadi tujuan studi favorit bagi para pelajar dunia. Lembaga nonprofit di bidang pendidikan tinggi Belanda, Nuffic Neso Indonesia, bahkan menyebut bahwa 1 dari 10 siswa di Belanda adalah mahasiswa internasional.
Belanda tercatat memiliki lebih dari 112.000 mahasiswa internasional. Dari jumlah ini, sekitar 1.600 di antaranya adalah mahasiswa asal Indonesia. Jadi, apa yang membuat mahasiswa kepincut dengan Negeri Kincir Angin tersebut? Berikut ulasannya.
Holland Scholarship juga mendukung 768 mahasiswa Belanda untuk mendapatkan bantuan biaya untuk kuliah, magang atau melakukan riset di negara di luar area Ekonomi Eropa selama minimal tiga bulan.
1. Program internasional
Universitas-universitas di Belanda menawarkan program berbahasa Inggris yang terbesar di benua Eropa, yakni sekitar 2.100 program. Tentu hal ini menjadi kemudahan sendiri bagi mahasiswa asing. Mereka tidak diwajibkan untuk bisa berbahasa Belanda.
Tak hanya itu, 95 persen dari penduduk Belanda rupanya telah mahir berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Hal ini tentu akan membuat pelajar internasional, termasuk pelajar Indonesia, mudah membaur dengan masyarakat lokal.
2. Pendidikan berkualitas
Kualitas institusi pendidikan Belanda telah diakui dunia. Sebab, pendidikan dan keterampilan yang baik merupakan syarat penting untuk mencari pekerjaan di negara ini.
Menurut OECD Better Life Index, Belanda mendapat angka yang cukup tinggi di atas rata-rata dalam hal pendidikan dan keterampilan ini.
Sistem pengajaran di Belanda bersifat interaktif dan berpusat pada siswa. Mahasiswa tak perlu ragu untuk mengutarakan pendapat dan berpikiran terbuka.
Mereka juga akan dibimbing untuk dapat mengembangkan keterampilan yang sangat berharga, seperti menganalisis, memecahkan masalah praktis, dan berpikir kreatif
Di sisi lain, biaya kuliah dan biaya hidup di Belanda juga tergolong lebih rendah daripada negara-negara berbahasa Inggris lainnya.
Ditambah lagi, ada begitu banyak beasiswa yang ditawarkan oleh Pemerintah Belanda, seperti Studeren in Nederland, Netherlands Fellowship Programme, juga Orange Tulip Scholarship.
3. Komunitas internasional
Seperti disebutkan sebelumnya, Belanda memiliki lebih dari 112.000 mahasiswa internasional. Mereka berasal dari 190 negara berbeda.
Artinya, saat menuntut ilmu dan menetap di Belanda, mahasiswa akan berinteraksi dengan masyarakat global, saling bertukar pikiran, serta mempelajari kebudayaan dari berbagai negara.
4. Negara yang aman dan bahagia
Menurut indeks Global Peace 2016, Belanda masuk ke dalam daftar 25 negara teraman di dunia. Tak hanya aman dari tindak kriminalitas, Belanda juga memiliki keamanan tinggi dalam sistem transportasi.
Maka tak heran, Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl, menyarankan agar para pelajar Indonesia mencoba sepeda sebagai alat transportasi saat di Belanda. Selain cepat, sehat, dan murah, bersepeda juga menjadi praktik nyata untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Di sisi lain, Belanda berada pada posisi enam dalam daftar negara paling bahagia versi World Happiness Report 2017. Memang, secara umum, masyarakat Belanda mengaku puas dengan kehidupan mereka.
Ketika diminta untuk menilai kepuasan umum mereka terhadap kehidupan dalam skala dari 0 sampai 10, orang-orang Belanda memberi nilai 7,3
5. Jelajah Eropa
Menempuh studi di Belanda akan memberi kesempatan untuk menjelajah daratan Eropa. Hanya dalam tiga jam, kita sudah bisa berfoto di Menara Eiffel, yang menjadi ikon kota Paris.
Sementara itu, perjalanan pergi-pulang menuju London dan Berlin hanya menghabiskan lima sampai enam jam dengan berkereta.
6. Berkarier di kancah internasional
Belanda merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke-18 di dunia. Beberapa perusahaan multinasional besar, termasuk Philips, Shell, dan Unilever, berasal dari Belanda.
Nah, guna menjajal bagaimana berkarier di negara tersebut, Pemerintah Belanda memberikan kesempatan kepada mahasiswa internasional untuk mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapat selama kuliah.
Mahasiswa internasional yang telah lulus dari masa studi dapat mengajukan permohonan izin tinggal selama satu tahun untuk mencari pekerjaan atau memulai bisnis di sana.
Masih ada begitu banyak informasi tentang bagaimana serunya kuliah di Belanda yang akan dikupas pada Deutch Placement Day 2017 (DPD 2017). Acara ini akan digelar di dua kota, yakni Surabaya pada Senin, 30 Oktober 2017 dan Jakarta pada Jumat, 3 November 2017.
Dalam pameran pendidikan ini, para calon mahasiswa bisa memperoleh informasi mengenai berbagai beasiswa untuk studi di Belanda, menjajal IELTS Prediction Test, serta mengikuti seminar menulis Motivation Statement.
Menariknya, dalam one-on-one session, pengunjung dapat bertatap muka langsung dengan perwakilan universitas di Belanda, tentu dengan perjanjian terlebih dahulu.
Untuk informasi lebih lebih lengkap tentang Deutch Placement Day 2017, Anda bisa mengunjungi laman nesoindonesia.or.id/dpd2017.
0 Response to "Tak Lagi ke China, “Zaman Now” Tuntut Ilmu Sampai ke Negeri Belanda!"
Post a Comment