TRIBUNNEWS.COM – Penelitian yang dimuat di British Journal of Nutrition (2016) berjudul Intake of essential fatty acids in Indonesia children: secondary analysis of data from a nationally representative survey patut membuat orangtua Indonesia waspada.
Pasalnya dalam penelitian tersebut ditemukan jika 8 dari 10 anak usia sekolah Indonesia berumur 4-12 tahun kekurangan nutrisi otak sebab hanya mendapatkan sedikit asupan asam lemak esensial (EFA), khususnya asupan DHA dan Omega 3. Asam Lemak Esensial (EFA) sendiri merupakan kelompok asam lemak yang esensial terhadap kesehatan manusia dan harus tercukupi dari makanan. Menurut Guru Besar IPB Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS yang turut serta pada penelitian tersebut menyebutkan jika kurangnya asupan asam lemak esensial (EFA) harus menjadi perhatian orangtua.
“Itu karena asam lemak esensial (EFA) sangatlah penting dan krusial karena mempengaruhi kondisi fisik dan kepintaran anak,” ujar Ahmad Sulaeman, saat ditemui tim Tribunnews.com di Bogor, Kamis (24/1/2019). Selain bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak, Ahmad Sulaeman menambahkan jika asam lemak esensial (EFA) sangatlah bermanfaat dalam perkembangan sistem saraf, pembentukan membran sel sehat, dan produksi hormon seperti zat eicosanoid yang bertanggung jawab mengatur tekanan darah, viskositas darah, vasokonstriksi, serta respon imun dan inflamasi. Kekurangan asam lemak esensial (EFA) khususnya Omega 3 (ALA) dan DHA sangatlah berbahaya. Itu karena hal ini bisa berdampak pada masa depan anak.
“Kekurangan Omega 3 dan DHA membuat anak kurang pintar, tumbuh tak sempurna, imun tubuh melemah, kulit mengalami kekeringan, pandangan kabur, hingga perubahan emosi yang bisa membuat prestasi anak di sekolah menurun,” ujar Ahmad Sulaeman.
Oleh sebab itulah, asam lemak esensial (EFA), tambah Ahmad Sulaeman, sangatlah penting bagi pertumbuhan anak, apalagi kandungan Omega 3 (ALA) dan DHA.
“Ini tak hanya sekedar kebutuhan saja. Pemenuhan gizi, terutama kandungan Omega 3 dan DHA yang cukup dapat mempengaruhi masa depan bangsa Indonesia dan anak-anak kita ketika dewasa nanti,” ujar Ahmad Sulaeman.
Apa Penyebabnya?
Menurut Ahmad Sulaeman penyebabnya rendah konsumsi Omega 3 dan DHA pada anak Indonesia disebabkan banyak hal. “Contohnya saja seperti asupan gizi, penyakit, pola pengasuhan, sampai tingkat literasi gizi masyarakat yang masih rendah,” ujar Ahmad Sulaeman. Apalagi tubuh manusia masih sedikit memproduksi DHA. Sedangkan Omega 3 (ALA) hanya bisa diperoleh dari asupan makanan. Melihat fakta di atas tak mengherankan tak mengherankan jika kini Indonesia tengah #daruratOmega3 dan #daruratDHA. Lantas Apa yang Harus Dilakukan? Mengkonsumsi susu pertumbuhan dan ikan bisa menjadi solusi bagi orangtua agar anak tak kekurangan Omega 3 dan DHA. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia dalam per harinya anak berusia 4-9 tahun harus mengkonsumsi Omega 3 (ALA) sebesar 0,9 gram. Sedangkan mereka yang berusia 10-12 tahun untuk laki-laki sebesar 1,2 gram dan perempuan sebesar 1,0 gram.
Menurut Ahmad Sulaeman penyebabnya rendah konsumsi Omega 3 dan DHA pada anak Indonesia disebabkan banyak hal. “Contohnya saja seperti asupan gizi, penyakit, pola pengasuhan, sampai tingkat literasi gizi masyarakat yang masih rendah,” ujar Ahmad Sulaeman. Apalagi tubuh manusia masih sedikit memproduksi DHA. Sedangkan Omega 3 (ALA) hanya bisa diperoleh dari asupan makanan. Melihat fakta di atas tak mengherankan tak mengherankan jika kini Indonesia tengah #daruratOmega3 dan #daruratDHA. Lantas Apa yang Harus Dilakukan? Mengkonsumsi susu pertumbuhan dan ikan bisa menjadi solusi bagi orangtua agar anak tak kekurangan Omega 3 dan DHA. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia dalam per harinya anak berusia 4-9 tahun harus mengkonsumsi Omega 3 (ALA) sebesar 0,9 gram. Sedangkan mereka yang berusia 10-12 tahun untuk laki-laki sebesar 1,2 gram dan perempuan sebesar 1,0 gram.
“Dan untuk DHA, per harinya setiap anak harus mendapatkan asupan sebesar 100-118 mg,” ujar Ahmad Sulaeman.
Anak yang kekurangan Omega 3 dan DHA tentu saja menjadi persoalan serius, terutama bagi para orangtua yang tak ingin anaknya masuk ke dalam 8 dari 10 anak yang kekurangan nutrisi otak.
Namun agar bayang-bayang dampak negatif kekurangan omega 3 dan DHA tak terjadi pada anak, tentunya kita harus berpartisipasi secara aktif dan tak berdiam diri saja.
Caranya? Tentu saja dengan terus memastikan anak mengkonsumsi susu pertumbuhan dan ikan setiap harinya. Walaupun terlihat sederhana cara ini terbukti ampuh memenuhi asupan Omega 3 dan DHA anak.
Jadi mulai sekarang ingat! Jika mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung asupan asam lemak esensial (EFA), terutama DHA dan Omega 3 setiap hari, ingat juga bahwa masa depan yang cerah menanti anak kita! #DaruratDHA
0 Response to "Waspada! 8 Dari 10 Anak Indonesia Berusia 4-12 Tahun Kekurangan DHA & Omega 3"
Post a Comment